Profil Perpustakaan
A. Latar Belakang
Perpustakaan berkembang pesat dari waktu
ke waktu menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan,
pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan tersebut juga membawa dampak
kepada "pengelompokkan" perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan,
kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi tadi. Istilah-istilah
perpustakaan "membengkak" menjadi sangat luas namun cenderung
mempunyai sebuah spesifikasi tertentu. Dilihat dari perkembangan teknologi
informasinya perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional,
semi-tradisional, elektronik, digital hingga perpustakaan "virtual".
Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat berkembang mulai perpustakaan
desa, perpustakaan masjid, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling, dan
sebagainya. Kemudian juga dilihat dari perkembangan kebutuhan dan pengetahuan
sekarang ini banyak bermunculan istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus,
perpustakaan anak-anak, perpustakaan Desa, perpustakaan akademik (perguruan
tinggi), perpustakaan perusahaan, dan lain sebagainya.
Pengertian perpustakaanpun
berkembang dari waktu ke waktu. Pada abad ke-19 perpustakaan
didefinisikan sebagai " suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang
berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh
masyarakat atau golongan masyarakat tertentu. Kemudian ALA (The American
Library Association) menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian
yang luas yaitu termasuk pengertian "pusat media, pusat belajar, pusat
sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan
". Sedangkan menurut Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa
" perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka
sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Kemudian perpustakan jika tinjau secara
umum adalah sebuah bangunan yang berisi kumpulan koleksi buku dari berbagai
kategori didalamnya dan koleksi penunjang pustaka lainnya. Sedangkan
Perpustakaan Desa adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah Desa, dikelola
sepenuhnya oleh Desa yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu Desa untuk
mencapai tujuan khusus Desa dan tujuan pendidikan pada umumnya (Sulistyo
Basuki, 1993).
Di samping itu dalam penjelasan
Undang-Undang Pendidikan Nasional kita, di sebutkan bahwa salah satu sumber
belajar di Desa yang amat penting tetapi bukan satu satunya adalah
perpustakaan. Sebagai salah satu sumber belajar di Desa perpustakaan membantu
tercapainya misi dan visi Desa tersebut. Mengingat pentingnya peran
perpustakaan Desa maka perlu adanya suatu pengelolaan atau manajemen yang
tepat dan cepat sehingga fungsi perpustakaan Desa benar-benar terwujud.
Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan Desa yang
pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana
perpustakaan Desa mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai
pengetahuan dan informasi secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk
itu diperlukan suatu sistem informasi managemen perpustakaan (SIM Perpus)
dengan memanfaatkan komputer. Akan tetapi mampukah para pengelola perpustakaan
terutama kepala Desa sebagai stake holder di Desa mewujudkan
perpustakaan Desa yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
dengan menggunakan SIM Perpustakaan?. Jawabannya sebenarnya tidak terlalu rumit
karena rata-rata sebuah Desa hanya memiliki ratusan koleksi buku tidak seperti
perpustakaan daerah atau provinsi yang mempunyai ribuan atau ratusan ribu
koleksi buku. Dengan kemampuan sederhana dan pengelolaan sederhana, InsyaAllah
manajemen perpustakaan Desa akan tertata dengan benar sesuai dengan yang
diharapkan banyak pihak.
Karena pentingnya keberadaan perpustakaan Desa
maka ada sebuah pepatah mengatakan "Perpustakaan sebagai jantung
sebuah lembaga pendidikan". Oleh karena itu sudah selayaknya
mendapatkan porsi dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi dan misi Desa.
Semua pihak, khususnya kepala Desa harus memberi perhatian lebih akan
eksistensi perpustakaan di Desa, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat
menyimpan buku bekas, barang-barang tidak terpakai, bahkan hanya sebagai tempat
bermain anak-anak murid saat tidak ada KBM. Itulah yang kebanyakan terjadi diDesa-Desa
yang ada dinegri ini. Hal ini tentu sangat ironis dan tidak mendidik.
Dari berbagai sudut pemikiran
diatas, Pengelola Perpustakaan Desa
“Jendela Dunia” Desa Pasayangan
berupaya melakukan terobosan dan revitalisasi peran dan fungsi
perpustakaan Desa untuk mendukung program dan visi-misi Desa. Berbagai program
dan terobosan yang direncanakan, diharapkan dapat memberi ruang yang lebih
besar agar perpustakaan Desa sebagai center of knowledge (pusat ilmu
pengetahuan) dapat terealisasi secara optimal.B. Kondisi Umum
Perpustakaan Desa Jendela Dunia Desa Pasayangan Merupakan Perpustakaan yang ingin bergerak untuk memajukan desa dibidang edukasi dengan meningkatkan minat baca maka kesejahteraan masyarakat akan lebih maju. Karena dengan membaca dapat membuka wawasan sehingga mampu membuat inovasi demi kemajuan minimal untuk keluarga maksimal untuk Desa Tercinta.Adapun Gambaran Umum Perpusdes Jendela Dunia Desa Pasayangan :
- Letak Geografis : Terletak Di Jl. Raya Ki gedeng Luragung No. 177 Dengan Titik Koordinat Desa Pasayangan .
- Letak Demografis : Jumlah Anggota Per-Tahun 2018 Yakni 190 Anggota
- Potensi : Membangun Perpustakaan Digital.