|

Profil Perpustakaan

September 19, 2018

A.  Latar Belakang
Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan tersebut juga membawa dampak kepada "pengelompokkan" perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi tadi. Istilah-istilah perpustakaan "membengkak" menjadi sangat luas namun cenderung mempunyai sebuah spesifikasi tertentu. Dilihat dari perkembangan teknologi informasinya perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional, semi-tradisional, elektronik, digital hingga perpustakaan "virtual". Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat berkembang mulai perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling, dan sebagainya. Kemudian juga dilihat dari perkembangan kebutuhan dan pengetahuan sekarang ini banyak bermunculan istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan anak-anak, perpustakaan Desa, perpustakaan akademik (perguruan tinggi), perpustakaan perusahaan, dan lain sebagainya.
Pengertian perpustakaanpun  berkembang dari waktu ke waktu. Pada abad ke-19 perpustakaan didefinisikan sebagai " suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu. Kemudian ALA (The American Library Association) menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian "pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan ". Sedangkan menurut Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa " perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Kemudian perpustakan jika tinjau secara umum adalah sebuah bangunan yang berisi kumpulan koleksi buku dari berbagai kategori didalamnya dan koleksi penunjang pustaka lainnya.  Sedangkan Perpustakaan Desa adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah Desa, dikelola sepenuhnya oleh Desa yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu Desa untuk mencapai tujuan khusus Desa dan tujuan pendidikan pada umumnya (Sulistyo Basuki, 1993).
Di samping itu dalam penjelasan Undang-Undang Pendidikan Nasional kita, di sebutkan bahwa salah satu sumber belajar di Desa yang amat penting tetapi bukan satu satunya adalah perpustakaan. Sebagai salah satu sumber belajar di Desa perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi Desa tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan Desa maka perlu adanya suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat  dan cepat sehingga fungsi perpustakaan Desa benar-benar terwujud. Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan Desa yang pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana perpustakaan Desa mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai  pengetahuan dan informasi secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi managemen perpustakaan (SIM Perpus) dengan memanfaatkan komputer. Akan tetapi mampukah para pengelola perpustakaan terutama kepala Desa sebagai stake holder di Desa mewujudkan perpustakaan Desa yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dengan menggunakan SIM Perpustakaan?. Jawabannya sebenarnya tidak terlalu rumit karena rata-rata sebuah Desa hanya memiliki ratusan koleksi buku tidak seperti perpustakaan daerah atau provinsi yang mempunyai ribuan atau ratusan ribu koleksi buku. Dengan kemampuan sederhana dan pengelolaan sederhana, InsyaAllah manajemen perpustakaan Desa akan tertata dengan benar sesuai dengan yang diharapkan banyak pihak.
Karena pentingnya keberadaan perpustakaan Desa maka ada sebuah pepatah mengatakan "Perpustakaan sebagai jantung sebuah lembaga pendidikan". Oleh karena itu sudah selayaknya mendapatkan porsi dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi dan misi Desa. Semua pihak, khususnya kepala Desa harus memberi perhatian lebih akan eksistensi perpustakaan di Desa, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat menyimpan buku bekas, barang-barang tidak terpakai, bahkan hanya sebagai tempat bermain anak-anak murid saat tidak ada KBM. Itulah yang kebanyakan terjadi diDesa-Desa yang ada dinegri ini. Hal ini tentu sangat ironis dan tidak mendidik.
Dari berbagai sudut pemikiran diatas, Pengelola Perpustakaan Desa “Jendela Dunia” Desa Pasayangan  berupaya melakukan terobosan dan revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan Desa untuk mendukung program dan visi-misi Desa. Berbagai program dan terobosan yang direncanakan, diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar agar perpustakaan Desa sebagai center of knowledge (pusat ilmu pengetahuan) dapat terealisasi secara optimal.
 
B. Kondisi Umum
Perpustakaan Desa Jendela Dunia Desa Pasayangan Merupakan Perpustakaan yang ingin bergerak untuk memajukan desa dibidang edukasi dengan meningkatkan minat baca maka kesejahteraan masyarakat akan lebih maju. Karena dengan membaca dapat membuka wawasan sehingga mampu membuat inovasi demi kemajuan minimal untuk keluarga maksimal untuk Desa Tercinta.
Adapun Gambaran Umum Perpusdes Jendela Dunia Desa Pasayangan :
  1. Letak Geografis : Terletak Di Jl. Raya Ki gedeng Luragung No. 177 Dengan Titik Koordinat Desa Pasayangan .
  2. Letak Demografis : Jumlah Anggota Per-Tahun 2018 Yakni 190 Anggota
  3. Potensi : Membangun Perpustakaan Digital. 
Komentar
0 Komentar

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.